Profil
Sekolah :
SMPN
5 Ketapang, Unggulan Sekolah Muatan Lokal (Mulok) Pertanian
SMPN
5 Ketapang beralamat di Jalan Karya Tani, Kelurahan Mulia Baru,
Kecamatan Delta Pawan. Berdiri pada tahun1997 dengan luas bangunan 1.225m2.
Lokasinya memang berada di kota, namun jauh dari hiruk pikuk dan kebisingan
kendaraan, mengarah ke jalan lingkar kota. Suasana serta udaranya cukup segar,
sangat mendukung untuk kegiatan belajar mengajar. Mayoritas siswanya berasal
dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Sarana dan prasarana yang ada meliputi 17
ruang kelas, ruang laboratorium IPA,
perpustakaan. SMPN 5 Ketapang saat ini memiliki
25 guru (PNS), 4 guru kontrak, 2 guru tidak tetap, jumlah keseluruhan peserta didik mencapai 435
orang dengan 17 rombongan belajar.
Saat awak
Dialog menemui Kepala SMPN 5 Ketapang, Hj. Rosita, S.Pd.Mat
menyampaikan, karena mayoritas siswa di SMPN
5 Ketapang kalangan
ekonomi menengah ke bawah, maka untuk bersaing dalam bidang akademik memang
bukanlah hal yang mudah. Siswa yang masuk atau diterima di sini biasanya
mereka-mereka yang tidak mencukupi nilai standar untuk masuk sekolah favorit,
artinya nilai terendah di sekolah favorit bisa tertinggi di sini. Namun ini
bukan dianggap sebagai halangan untuk berprestasi, maka dicari alternatif untuk
memajukan sekolah.
Hj. Rosita, S.Pd.Mat
Salah satu
unggulan sekolah adalah Muatan Lokal (Mulok) Pertanian, menunjang sekolah agar
lebih asri. Awalnya dengan menanam tanaman keras berbuah, tanaman hias, lantas
sekarang ke tanaman produktif; sayuran, cabai, jagung, labu, dan ubi. Pernah
juga menanam padi, ini terinspirasi
karena anak-anak sekarang kalau makan nasi selalu tidak habis atau bersisa.
Mereka tidak tahu bagaimana proses dari padi menjadi nasi, dan bisa di atas
piring. Setiap kegiatan tanam tersebut targetnya dilaksanakan persemester, dan
dari beberapa komoditas yang ditanam sudah pernah panen.
Kemudian saya
diajak berkeliling untuk melihat areal di belakang sekolah, terlihat kebun
mini, hutan sekolah, dan juga kantin sehat. Begitu rapi dan bersih, tak ada
satu pun sampah terlihat.
Prestasi sekolah antara lain; Juara I Adiwiyata
Tingkat Kabupaten Ketapang Tahun 2013 menuju Adiwiyata Tingkat Provinsi, Juara
II Sekolah Sehat Kabupaten Ketapang Tahun 2014. Berkaitan dengan Adiwiyata,
sampah sudah dipisah dan dikelola secara baik. Untuk sampah organik ditimbun di
belakang sekolah, dan sampah non organik dijadikan produk kreatif oleh siswa;
seperti hiasan bunga, dll. Siswa diberikan ketrampilan untuk mengolah barang
bekas/sampah menjadi barang bernilai. Bahkan untuk kantin sekolah tidak
diperkenankan menjual makanan/minuman berwadah plastik, mereka menggantinya
dengan piring/gelas beling.
“Dari segi akademik, perbaikan sistem dan
membenahi kualitas guru dengan adanya Workshop
Guru, kegiatannya biasa dilaksanakan setiap class meeting. Juga ada program
Lesson Study untuk meningkatkan
kualitas guru,” lanjut Hj. Rosita yang juga mantan Kepala SMPN
2 Matan Hilir Selatan.
Bantuan-bantuan yang diterima antara lain
diperoleh dari; Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berupa BOS, bantuan fisik,
Dinas Kebersihan berupa bak sampah, Dinas Kehutanan berupa bibit kayu, Dinas
Pertanian dan Peternakan berupa bibit tanaman, Kantor Lingkungan Hidup berupa
bantuan taman. Dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) rencananya akan mendapat bantuan
air bersih dan sanitasi di tahun 2015 atau tahun depan.
“Visi
: beriman, berprestasi, berbudaya dan peduli terhadap lingkungan yang ASRI.
Misi : 1/ Menciptakan dan mendorong kesadaran seluruh warga sekolah (Guru, Staf
TU dan Siswa) untuk berdisiplin, tertib, taat menjalankan agamanya dan
berakhlaq mulia, 2/ Mendorong dan mengarahkan setiap siswa untuk selalu
berprestasi di bidang- bidang akademik
dan non akademik, 3/ Mendorong dan mengarahkan setiap siswa untuk selalu
mengembangkan aktivitas dan kreatifitas di bidang seni dan budaya, 4/ Mendorong
kesadaran warga sekolah (Guru, Staf TU dan Siswa) untuk selalu menjaga dan
memelihara lingkungan sekolah sehingga terciptanya kawasan yang ASRI untuk
tempat belajar,” ujar wanita yang selalu murah senyum ini.
Setiap hari Jum’at bagi siswa Muslim ada kegiatan
bersama; Yasinan, Dhuha, taushyiah
mendatangkan ustadz untuk siraman rohani. Bagi siswa Non Muslim kegiatan doa
pagi. Mewajibkan anak putra sholat
Jum’at sekolah, hari Jum’at pakai
seragam celana panjang untun antisipasi anak lupa bawa sarung. Saat akan
menghadapi Ujian Akhir untuk siswa Muslim, dzikir bersama didampingi orangtua,
untuk siswa Non Muslim mengadakan Rekoleksi dari Susteran atau Pastoran.
Dua tahun berturut mengadakan “Bulan Sayang Anak Yatim”, biasanya di bulan Muharam dan Ramadhan,
menyantuni anak-anak yatim dari lingkungan SMPN 5 sendiri. Donaturnya selain
dari kalangan orangtua siswa yang mampu, juga ada beberapa dari luar sekolah,
beberapa di antaranya adalah Ibu Rahmi Boyman Harun, juga Ibu Septalina Ismet
Siswadi.
“Kendala, umumnya masalah kedisplinan saja, banyak
yang menjerit ketika diterapkan kedisplinan. Termasuk orangtua siswa, ada yang
merasa berat kalau anaknya didisplinkan. Harapan ke depan, selalu jadi prinsip
ingin lebih baik, artinya ada yang belum diperbuat akan dilaksanakan,” ujar Hj.
Rosita mengakhiri perbincangan.(fatwa/Edisi
2 April 2015)
No comments:
Post a Comment