Edukasi :
Edisi 3
Juli-Agustus 2015
Guru Sebagai Motivator Dalam Proses Pembelajaran
(Oleh: Uti Royten,S.Pd.M.MPd)*
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi
kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun
mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai
motivator.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi
dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar
siswa.Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga
terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai
beberapa teori tentang motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang
diharapkan dapat membantu para manajer (baca: guru) untuk mengembangkan
keterampilannya dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi
belajar atau kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya
memang harus diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau
dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal
yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan
dengan perilaku individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor
internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang
mempengaruhinya.
Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut, dengan
merujuk pada pemikiran Wina Senjaya (2010), di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar siswa
1. Memperjelas
tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin
dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat
siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar
mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat
motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai
hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal
ini, para siswa pun seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama-sama merumuskan
tujuan belajar beserta cara-cara untuk mencapainya.
2. Membangkitkan
minat siswa.
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk
belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu
teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat dilakukan
untuk membangkitkan minat belajar siswa, diantaranya :
Hubungkan
bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan
tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk
kehidupannya. Dengan demikian guru perlu enjelaskan keterkaitan materi
pelajaran dengan kebutuhan siswa.
Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan
siswa. Materi pelaaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi
pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa.
Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang
dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal; dan kegagalan
itu dapat melemahkan minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan
tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.Gunakan berbagai model dan
strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok,
eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.
3. Ciptakan suasana
yang menyenangkan dalam belajar.
Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana
yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut. Usahakan agar kelas
selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu
guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
4. Berilah pujian
yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian
yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan
penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata.Pujian sebagain
penghargaan dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang
wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
5. Berikan
penilaian.
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus.Untuk itu
mereka belajar dengan giat.Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi
yang kuat untuk belajar.Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan
segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya.Penilaian harus
dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
6. Berilah komentar
terhadap hasil pekerjaan siswa.
Siswa butuh penghargaan.Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan
komentar positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya
berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau
“teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
7. Ciptakan
persaingan dan kerja sama.
Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik.Oleh sebab
itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing
baik antara kelompok maupun antar-individu.Namun demikian, diakui persaingan
tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yang memang dirasakan tidak
mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat
dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antarkelompok.
Di samping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar siswa
di atas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain
yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran, dan kecaman,
memberikan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun, teknik-teknik semacam
itu hanya bisa digunakan dalam kasus-kasus tertentu.Beberapa ahli mengatakan
dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih banyak
merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang
positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.
Pekerjaan
Penulis : Kepala SMPN.6 Ketapang.
No comments:
Post a Comment