Edukasi :
Edisi 2
April 2015
Kepala Sekolah Harus Memiliki Jiwa Wirausaha
(Oleh : Uti Royten,S.Pd.M.MPd*)
Seorang
guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah dituntut juga memiliki
kompetensi kewirausahaan seperti yang tertullis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah Kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri
yang melekat pada individu yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan dan
mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif yang
dimiliki ke dalam kegiatan yang bernilai.Jiwa dan sikap kewirausahaan tidak
hanya dimiliki oleh usahawan, melainkan pula setiap orang yang berpikir kreatif
dan bertindak inovatif. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari dan memanfaatkan
peluang menuju sukses
Menjadi
wirausahawan berarti memiliki kemauan dan kemampuan menemukan dan mengevaluasi
peluang, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk
memperoleh keuntungan dari peluang itu.Mereka berani mengambil risiko yang
telah diperhitungkan dan menyukai tantangan dengan risiko moderat.Wirausahawan
percaya dan teguh pada dirinya dan kemampuannya mengambil keputusan yang tepat. Kemampuan mengambil keputusan inilah yang merupakan ciri khas
dari wirausahawan.
Karakteristik kewirausahaan menyangkut tiga dimensi, yakni inovasi,
pengambilan risiko dan proaktif. Sifat inovatif mengacu pada pengembangan
produk, jasa atau proses unik yang meliputi upaya sadar untuk menciptakan tujuan
tertentu, memfokuskan perubahan pada potensi sosial ekonomi organisasi
berdasarkan pada kreativitas dan intuisi individu. Pengambilan risiko mengacu
pada kemauan aktif untuk mengejar peluang.Sedangkan dimensi proaktif mengacu
pada sifat assertif dan implementasi teknik pencarian peluang “pasar” yang
terus-menerus dan bereksperimen untuk mengubah lingkungannnya.
Jiwa,
sikap dan perilaku kewirausahaan memiliki ciri-ciri yakni: (1) penuh percaya
diri, dengan indikator penuh keyakinan, optimis, disiplin, berkomitmen dan
bertanggungjawab; (2) memiliki inisiatif, dengan indikator penuh energi,
cekatan dalam bertindak dan aktif; (3) memiliki motif berprestasi dengan
indikator berorientasi pada hasil dan berwawasan ke depan; (4) memiliki jiwa
kepemimpinan dengan indikator berani tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh
dalam bertindak; dan (5) berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan.
Percaya
diri dan keyakinan dijabarkan ke dalam karakter ketidaktergantungan,
individualitas dan optimis. Ciri kebutuhan akan berprestasi meliputi karakter
berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad dan kerja keras, motivasi
yang besar, energik dan inisiatif. Kemampuan mengambil risiko berarti suka pada
tantangan. Berlaku sebagai pemimpin berarti dapat bergaul dengan orang
lain (bawahan), menanggapi saran dan kritik, inovatif, fleksibel, punya banyak
sumber, serba bisa dan mengetahui banyak. Disamping itu, wirausahawan mempunyai
pandangan ke depan dan perspektif yang maju.
Aksioma
yang mendasari proses kewirausahaan adalah adanya tantangan untuk berpikir
kreatif dan bertindak inovatif sehingga tantangan teratasi dan
terpecahkan. Ide
kreatif dan inovatif wirausaha tidak sedikit yang diawali
dengan proses imitasi dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses
pengembangan dan berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru, berbeda dan
bermakna. Tahap penciptaan sesuatu yang baru, berbeda dan bermakna inilah yang
disebut tahap kewirausahaan.
Menurut
Hakim (1998: 34), ada empat unsur yang membentuk pola dasar kewirausahaan yang
benar dan luhur, yaitu: (1) sikap mental, (2)kepemimpinan, (3)ketatalaksanaandan
(4) keterampilan. Dengan demikian, wirausahawan harus memiliki
ciri atau sifat tertentu sehingga dapat disebut wirausahawan. Secara umum,
seorang wirausahawan perlu memiliki ciri percaya diri, berorientasi tugas dan
hasil, berani mengambil risiko, memiliki jiwa kepemimpinan, orisinalitas dan
berorientasi masa depan.
Dengan
demikian, wirausaha dalam konteks persekolahan adalah seorang pembuat keputusan
yang membantu terbentuknya sistem kegiatan suatu lembaga yang bebas dari
keterikatan lembaga lain. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan
kemajuan dinamika kegiatan di sekolah akan datang dari kepala sekolah yang
memiliki jiwa wirausaha. Wirausaha adalah orang yang mempunyai tenaga dan
keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif.Wirausaha juga memiliki kemauan menerima
tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan keinginan yang dipilih.
Seorang
wirausaha memiliki daya inovasi yang tinggi, dimana dalam proses
inovasinya menunjukkan cara-cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan
pekerjaan. Dalam kaitannya dengan tugas kepala sekolah, kebanyakan di antaranya
tidak menyadari keragaman dan keluasan bidang yang menentukan tindakannya guna
memajukan sekolah.Mencapai kesempurnaan dalam melakukan rencana merupakan
sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang
realistik bagi kebanyakan kepala sekolah yang berjiwa wirausaha.Bagi kepala
sekolah yang realistik hasil yang dapat diterima lebih penting daripada hasil
yang sempurna.Setiap orang termasuk kepala sekolah yang kreatif dan inovatif
adalah individu yang unik dan spesifik.
Kepala sekolah yang memiliki
jiwa wirausaha pada umumnya mempunyai tujuan dan
pengharapan tertentu yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana
strategis yang realistik. Realistik berarti tujuan disesuaikan dengan sumber
daya pendukung yang dimiliki.Semakin jelas tujuan yang ditetapkan semakin besar
peluang untuk dapat meraihnya.Dengan demikian, kepala sekolah yang berjiwa
wirausaha harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan
sekolah.Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut dapat dicapai maka visi, misi,
tujuan dan sasarannya dikembangkan ke dalam indikator yang lebih terinci dan
terukur untuk masing-masing aspek atau dimensi. Dari indikator tersebut juga
dapat dikembangkan menjadi program dan sub-program yang lebih memudahkan
implementasinya dalam pengembangan sekolah.
Untuk menjadi kepala sekolah yang
berjiwa wirausaha harus menerapkan beberapa
hal berikut: (1) berpikir kreatif -inovatif,
(2) mampu membaca arah perkembangan dunia pendidikan, (3) dapat menunjukkan
nilai lebih dari beberapa atau seluruh elemen sistem persekolahan yang
dimiliki, (4) perlu menumbuhkan kerjasama tim, sikap kepemimpinan, kebersamaan
dan hubungan yang solid dengan segenap warga sekolah, (5) mampu membangun
pendekatan personal yang baik dengan lingkungan sekitar dan tidak cepat berpuas
diri dengan apa yang telah diraih, (6) selalu meng-upgrade ilmu pengetahuan
yang dimiliki dan teknologi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas ilmu
amaliah dan amal ilmiahnya, (7) bisa menjawab tantangan masa depan dengan
bercermin pada masa lalu dan masa kini agar mampu mengamalkan konsep manajemen
dan teknologi informasi.
Sementara
itu, Murphy & Peck (1980: 8 ) menggambarkan delapan anak tangga untuk
mencapai puncak karir. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh
seorang kepala sekolah selaku wirausaha dalam mengembangkan profesinya.
Kedelapan anak tangga yang dimaksud adalah: (1) mau bekerja keras. (2)
bekerjasama dengan orang lain. (3) penampilan yang baik. (4) percaya diri. (5)
pandai membuat keputusan. (6) mau menambah ilmu pengetahuan. (7) ambisi untuk
maju (8) pandai berkomunikasi.
Kemampuan kepala sekolah yang
berjiwa wirausaha dalam berinovasi sangat menentukan
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya karena kepala sekolah tersebut mampu
menyikapi kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat akan jasa pendidikan bagi
anak-anaknya. Oleh karena itu, jika Anda ingin sukses memimpin sekolah jadilah
individu yang kreatif dan inovatif dalam mewujudkan potensi kreativitas yang
dimiliki dalam bentuk inovasi yang bernilai.
Pekerjaan
Penulis : Kepala SMPN.6 Ketapang.
No comments:
Post a Comment