Jendela Pustaka :
Mengintip
Dari Dekat Jendela Dunianya
SMA Negeri 2 Ketapang
Udara cukup gerah. Waktu
menunjukkan pukul 12.14. Ya – matahari tepat di atas ubun-ubun. Saya pun melaju
menuju SMAN 2, karena ada janji untuk wawancara dengan Kepala Perpustakaannya.
SMAN 2 letaknya di Kelurahan Kauman, Kecamatan Benua Kayong, tepatnya di Jalan
WR. Monginsidi. Tak sampai lima menit
sampai di tujuan.
Sekolahnya luas, bangunan kokoh, dan ditumbuhi pepohonan
rindang. Cukup menyejukkan suasana, karena sepanjang jalan berasa panas. Tak
berlama-lama saya pun lantas menuju ruang perpustakaan melewati beberapa kelas.
Tiba di perpustakaan, saya harus bersabar sebentar menunggu. Kepala Perpustakaan, Leny Haslina, SE sedang ada tamu.
Leny Haslina, SE
Sambil duduk menunggu, mata saya memperhatikan ke
sekeliling ruangan. Ruangan yang bersih, dan rapi. Terpandang sebuah tulisan “
BUKU ADALAH JENDELA DUNIA ‘, adagium yang sering kita dengar. Tapi agaknya
adagium ini sekarang tak banyak dikenal siswa, salah satunya karena kemajuan
tekhnologi. Siswa lebih suka browsing,
dan copy paste untuk mengerjakan
sebuah tugas. Inilah sebenarnya salah satu tugas perpustakaan, membangkitkan
minat baca siswa.
Tak butuh waktu
lama menunggu, si empunya wajah manis
ini pun mendatangi saya. Kami mulai berbincang seputar perpustakaan di sekolah
ini.
“Saya mengelola perpustakaan ini baru, mulai tahun 2011
sampai sekarang,” ujar Leny Haslina.
Visi dari Perpustakaan ini sendiri, terwujudnya insan
yang cerdas berpengetahuan luas, serta berwawasan global. Misinya; satu,
menanamkan kesadaran membaca pada setiap anggota. Dua, menciptakan suasana
perpustakaan yang kondusif, sehingga menumbuhkan kegairahan dan kenyamanan
dalam belajar. Tiga, menambah koleksi buku-buku perpustakaan yang diperlukan
sesuai dengan ketersediaan anggaran. Empat, memberikan pelayanan yang prima dan
profesional kepada setiap anggota. Terakhir, meningkatkan manajemen dan tertib
administrasi secara profesional dan proposional.
“Saat ini koleksi di perpustakaan ada sekitar 700an
judul. Itu pun paling banyak didomibasi buku pelajaran. Koleksi buku fiksi tak
banyak, karena susah mencari buku jenis fiksi di Ketapang. Ya, paling pesan ke
Pontianak. Untuk pengunjung sendiri seharinya berkisar antara 20 – 30 siswa, kalau
yang meminjam hanya 5 – 10 siswa saja,” kata Leny lagi.
Sarjana Ekonomi ini menambahkan, jika dibandingkan dengan
jumlah siswa yang ada di sekolah ini, siswa yang mempunyai minat baca masih
dirasa tidak sebanding. Mereka lebih senang membuka dan menggunakan internet
untuk mengerjakan tugas dari guru. Selain dilengkapi dengan ruang internet,
perpustakaan juga dilengkapi dengan sarana audio visual, namun hanya sebatas
alatnya saja, untuk bahan pelajaran dalam bentuk DVD belum ada.
“Kendala untuk sementara ini hanya sebatas kesulitan
mendapatkan koleksi buku di Ketapang. Kalau untuk masalah dana, kita di SMAN 2
mempunyai dana khusus untuk perpustakaan. Kami berharap bisa menambah koleksi
buku fiksi lebih banyak lagi dan bervariasi. Ya, paling tidak untuk menarik
minat baca siswa di sini,” ungkapnya dengan senyum sumringah.
Sebagai catatan, Perpustakaan SMAN 2 Ketapang pada tahun
2012 lalu pernah menyabet Juara I Lomba Pengelolaan Perpustakaan Tingkat SMA
se-Kabupaten Ketapang. Perbincangan pun kami akhiri, berharap Jendela Dunia
harus selalu tetap dibuka, ini pekerjaan ekstra bagi para pendidik, dan
tentunya para penulis setempat dapat menyumbangkan ide-ide, atau karya-karya
dalam bentuk buku agar nantinya “Buku adalah Jendela Dunia” tidak hanya sekedar
adagium saja.(wahyudi/Edisi 2 April 2015)
No comments:
Post a Comment