Friday, May 13, 2016

Profil Sekolah:


SMPN 9 Ketapang, Kondisi Memprihatinkan Tetap Semangat


Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kehadiran SMPN 9 di Ketapang, padahal usianya hampir menginjak 1 tahun. Lokasinya memang agak jauh dari keramaian, tepatnya di Jalan Hayam Wuruk, Gang Haji Alwi, Desa Sukabangun Dalam.

Saat awak Dialog mengunjungi SMP tersebut, Sarjilah, S.Pd, Kepala Sekolah, mengatakan bahwa SMPN 9 mulai beroperasional sejak tanggal 21 Oktober 2014 sesuai SK No.551/Dispen 2014. Namun dalam realitasnya SK tersebut baru diterima pada Januari 2015, karena keterlambatan penandatanganan dari Bupati.

Sarjilah, S.Pd

“Hadirnya sekolah ini sendiri sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan siswa di Desa Sukabangun Dalam, karena daya tampung siswa di sekolah yang ada sudah melebihi kapasitas, hingga ada yang masuk sekolah sore, yaitu SMPN 6,” ucap Sarjilah yang juga mantan Kepala SMPN 1 Muara Pawan.

SMPN 9 memiliki 4 ruang belajar, namun yang terpakai baru 1 ruang saja dengan jumlah siswa 15. Sedangkan tenaga pengajar plus tenaga TU sebanyak 11 orang, terdiri dari 4 guru PNS, 5 guru kontrak dan 2 tenaga honorer TU.


“Proses belajar mengajar sudah berjalan lebih kurang setahun, tapi hingga saat ini kami belum lagi menerima dana Bantuan Operasional Sekolah. Terpaksa kami mengambil inisiatif secara swadaya untuk memenuhi kebutuhan sekolah, seperti seragam siswa kamicsediakan di tahun pertama ini gratis, siswa tak membeli,” tambah lulusan D3 Matematika  IKIP Karang Malang Yogyakarta ini.

Ternyata dengan kondisi yang cukup memprihatinkan ini, tak menyurutkan semangat “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” SMPN 9 untuk mengajar. Mereka justeru antusias. Dengan siswa yang sedikit, jadwal belajar tetap normal seperti sekolah lainnya, bubar sekolah pukul 13.00. Bahkan ada tambahan les setiap hari di jam pertama dan kedua, setiap hari sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tak ketinggalan pula ekstra kurikuler, mulai dari Pramuka, Seni Tari, Rohis, Qasidah, dan Olahraga.



“Kerja keras ini kami lakukan untuk menunjukkan kualitas dulu, berjuang dengan segala daya  upaya menambahkan program agar lulusan dari sekolah ini nantinya akan sama dengan sekolah lain,” ucap ibu dua anak ini penuh semangat.

Di akhir perbincangan, wanita yang pernah bertugas mengajar selama delapan tahun pada SMP Nyarumkop Singkawang berharap; untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, mohon dukungan sarana lebih diperhatikan. Hasil pendidikan ingin setara dengan SMP lain di kota, walaupun untuk mengejar cukup berat, tapi minimal tidak ketinggalan.(Wahyudi/Edisi 1 Maret 2015)

No comments:

Post a Comment