Monday, May 16, 2016

Profil Sekolah :


SMKN 1 Sandai
Sekolah Mitra Perusahaan Perkebunan





Potensi perkebunan yang berkembang di daerah-daerah yang di tandai dengan pesatnya pembangunan perusahaan perkebunan, khususnya di Kecamatan Sandai, membutuhkan Sumber Daya Manusia yang terampil dan terdidik dalam mengelola Sumber Daya Alam. Untuk itu pada tahun 2010 Dinas Pendidikan Ketapang mendirikan SMK Negeri 1 Sandai. Dengan tujuan mengembangkan program keahlian perkebunan di Sekolah Menengah Kejuran (SMK), sesuai dengan potensi yang ada di daerah khususnya di Kecamatan Sandai. Ada 12 perusahaan Swasta perkebunan Kelapa Sawit, didukung Dinas Pemerintahan, banyaknya dibangun Usaha Otomotif, serta wirausaha lainya dan kedepan pemerintah daerah Ketapang lebih intens dalam menggalakkan sektor perkebunan. Hal ini tentunya menjadi potensi lapangan kerja bagi lulusan SMK Negeri 1 Sandai ke depan. 


Melihat perkembangan dunia usaha, dan kebutuhan tenaga trampil selain di  bidang perkebunan memerlukan tenaga trampil dibidang Otomotif, maka pada tahun ajaran 2012/2013 dibukalah Jurusan Otomotif dengan spesifikasi keahlian Tehnik Kendaraan Ringan sepeda motor (TSM). Kedepan banyak sekali dibutuhkan tenaga – tenaga trampil lain di bidang Administrasi maka untuk tahun ajaran 2013/2014, sesuai petunjuk dan izin operasional dari Dinas Pendidikan Ketapang maka membuka jurusan baru yakni Akuntansi (AK).

Kepala SMKN 1 Sandai, Sadarudin,M.MPd menyatakan bahwa, dengan Motto “SMK Bisa” yang digalakkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekarang pembangunan pendidikan lebih minitikberatkan pada pembangunan SMK karena siswa SMK memiliki skill yang bermanfaat untuk dunia kerja. Membina dan mengembangkan bakat siswa dalam suatu program keahlian, mencetak lulusan yang siap guna, siswa memiliki kemampuan ber-Wirausaha dan mengurangi pengangguran.

                                                     Sadarudin,M.MPd

SMK Negeri 1 Sandai ialah sebuah lembaga pendidikan Negeri menengah kejuruan, terletak di Jalan Lintas Provinsi, desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang (Kalbar). Berdiri tahun 2010 mulai beroperasi sejak tahun pelajaran 2010/2011, No. SK Pendirian/Ijin Operasional 422/53/Dikmen 2011. Luas tanah 38.637 m2, Luas Bangunan 270 m.  Jumlah rombongan belajar 17, jumlah siswa 559 orang, 13 Tenaga Pengajar, dan 4 Staf TU. Jurusan/Kompetensi Kejuruan; 1/ Agribisnis Tanaman Perkebunan  (ATP) dibuka tahun 2010/2011, 2/ Tehnik Sepeda Motor (TSM) dibuka tahun  2012/2013, 3/ Akuntansi (AK) dibuka tahun 2013/2014.





“VISI; Menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Terpadu Yang Menghasilkan Lulusan Yang Memiliki Keunggulan, Kompetitif, Mandiri , Berkualitas Serta Berkarakter. MISI; 1/ Membekali peserta didik dengan budi pekerti luhur akhlak mulia, iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2/ Membekali peserta didik dengan kompetensi yang terstandar serta memiliki kecakapan hidup yang mandiri, 3/ Menjalin kerja sama kemitraan yang harmonis dengan stakeholder dalam rangka mengimplementasikan link and macth, 4/ Memberdayakan dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki untuk untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kemandirian sekolah, 5/ Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien, 6/ Melaksanakan pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan, 7/ Menumbuh kembangkan Budaya sekolah yang disiplin, rasa kekeluargaan, Budaya mutu dan lingkungan yang ASRI serta semangat untuk berprestasi,  8/ Melaksanakan kegiatan ekrakurikuler dan kegiatan keagamaan serta layanan bimbingan dan konseling untuk seluruh peserta didik,” ujar Sadarudin.




 Tujuan Sekolah; 1/ Membekali peserta didik dengan budi pekerti luhur akhlak mulia, iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2/ Membekali peserta didik dengan kompetensi yang terstandar, unggul, kompetitif, cerdas, serta memiliki keterampilan untuk hidup mandiri dan serta berkarakter, 3/ Meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilandasi dengan peningkatan keimanan dan ketakwaan dalam proses lingkungan sekolah, 4/ Melaksanakan dan mengembangkan kurikulum yang ada disesuaikan dengan keadaan dan tuntutan masyarakat dan pengguna jasa, 5/ Menumbuh kembangkan dan meningkatkan rasa kedisplinan, kekeluargaan, Budaya mutu dan lingkungan yang ASRI bagi para pendidik maupun anak didik, 6/ Meningkatkan keamanan dan ketertiban pada lokasi sekolah serta lingkungan sekitarnya. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap sarana dan prasarana sekolah, 7/ Meningkatkan  rasa  kepedulian  terhadap  sarana  dan  prasarana  sekolah, 8/ Melaksanakan kegiatan ekrakurikuler dan kegiatan keagamaan serta layanan bimbingan dan konseling untuk seluruh peserta didik KURIKULUM kurikulum yang di pergunakan adalah kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Adapun prestasi SMKN 1 Sandai; Juara III Cabang Bulu Tangkis Remaja Putra Genesa  Cup Kecamatan Sandai Tahun 2014, Juara II Cabang Bulu Tangkis Remaja Putri Genesa  Cup Kecamatan Sandai Tahun 2014, Juara III Festival Band HUT RI tahun 2014 Kecamatan Sandai, Juara umum I tingkat penegak Politeknik scoutcamp Ketapang tahun 2014, Juara umum III tingkat penegak Politeknik Scoutcamp Ketapang tahun 2015, Juara II Cabang Atletik 1500 Meter Putra POPDA Ketapang 2015, Juara I Cabang Atletik 5000 Meter Putra POPDA Ketapang 2015, dan Juara III Open Turnamen  Cabang Volly Putri Koramil Cup Kecamatan Sandai  2015.


“Keuntungan sekolah di SMKN 1 Sandai/wilayah sendiri, biaya hidup lebih murah, lebih dekat dengan orang tua dan bisa berbakti kepada orang tua sambil bersekolah, ada yang membimbing, merawat, dan memperhatikan kita setelah kegiatan belajar formal disekolah, membangun Kecamatan Sandai, kesempatan untuk bekerja di perusahaan di wilayah sandai lebih terbuka untuk lulusan SMK Negeri 1 Sandai karena SMK Negeri 1 Sandai adalah sekolah mitra perusahaan perkebunan, mitra Usaha otomotif, dan dinas pemerintahan,” kata Sadarudin mengakhiri perbincangan. (wahyudi/Edisi 4 Feb-Maret 2016)



Sunday, May 15, 2016

Profil Sekolah :


SMP SANTO AUGUSTINUS
BERPACU DALAM MENGARUNGI ARUS PERUBAHAN





SEJARAH SEKOLAH

Pada tanggal 6 Desember 1949 lima (5) suster Augustinus dari Heemstede Belanda tiba di Ketapang. Mereka memulai bekerja di Rumah Sakit Umum Ketapang dan ada juga suster yang memberi kursus rumah tangga kepada puteri-puteri dari kota ketapang maupun puteri-puteri dari daerah pedalaman, disamping itu mereka juga mendidik sikap dan mental para puteri yang ikut kursus rumah tangga.

Pada tanggal 20 Februari 1952 suster-suster OSA mulai membuka kursus rumah tangga dan kerajinan tangan. Lama kelamaan kursus ini berkembang menjadi Sekolah Kepandaian Puteri (SKP). Pada tanggal 13 Oktober 1957 SKP resmi berdiri dengan Kepala Sekolah Sr. Clementina, OSA dan tahun berikutnya mendapat subsidi dari pemerintah, SKP ini berlangsung sampai tahun 1977. SKP inilah yang kelak merupkan cikal bakal SMP Santo Augustinus.


SMP Santo Augustinus tampak depan. Berada di Lingkungan yang asri, jauh dari kebisingan.

SMP KARTINI

Sebelum tahun 1977 cukup banyak peminat masuk SKP, tetapi lama kelamaan peminat semakin berkurang dan keadaan ini kurang menjamin bahwa SKP akan bertahan dan berkembang, karena anak-anak puteri baik dari kota maupun pedalaman sebagian besar memasuki sekolah umum.

Melihat situasi ini, maka setelah menimbang cukup matang pada tahun 1978 diintegrasikan SKP menjadi SMP yang diberi nama SMP Kartini dengan Kepala Sekolah Sr. Vincentia, OSA dan dilanjutkan Ibu Martina sampai dengan tahun 1980.

Tahun 1981 SMP Kartini masih menempati lokal SKP dengan Kepala Sekolah DR. Piet Herman Abik, lokal-lokal itu akhirnya tidak dapat menampung murid-murid lagi yang makin tahun makin bertambah banyak.


Halaman dalam SMP Santo Augustinus. Halaman yang luas, lingkungan yang tenang , tempat yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.

SMP USABA 2

Dengan bantuan persekutuan  Suster Augustinus dari Negeri Belanda dan beberapa instansi Gerjani dibangun sebuah gedung baru dibarengi dengan perubahan nama dari SMP Kartini menjadi SMP Usaba 2, sesuai dengan SK Yayasan Usaha Baik (USABA) no. B/315/Pend-2/10-80 dengan Kepala Sekolah Sr. Albertina,OSA.

Setiap tahun ajaran baru SMP berusaha meningkatkan bidang edukatif, administratif, maupun perlengkapan lainnya. Tampaknya dari usaha yang dilakukan mendapat hasil yang menggembirakan, misalnya dari status SMP Swasta penuh menjadi SMP Disamakan dan penyelenggara ujian yang dulunya menginduk pada Usaba I menjadi penyelenggara EBTANAS sendiri.

Tanggal 12 Desember 1986 SMP Usaba 2 menerima Piagam Jenjang Akreditasi Disamakan berdasarkan keputusan kepala kantor wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Barat tanggal 14 Desember 1985 Nomor 90/Kep/1985 Nomor Data Sekolah M06074001 tanggal 25 Februari 1986. Tahun ajaran 1985/1986 SMP Usaba 2 diijinkan menyelenggarakan EBTA/EBTANAS sendiri. Pada tahun 1989 – 1997 SMP Usaba 2 dipimpin oleh Sr. Dra. Agnes Anastasia, OSA. Ketika Sr. Agnes sakit dan kemudian meninggal tahun 1997, SMP  Usaba 2 dipimpin oleh Sr. Monica, OSA.

SMP SANTO AUGUSTINUS

Tanggal 26 April 2001 Usaba 2 yang pada mulanya dikelola oleh Yayasan Usaba diserahterimakan kepada Yayasan Pelayanan Kasih. Oleh karena itu, Yayasan Pelayanan Kasih sebagai pengelola mengganti nama Usaba 2 menjadi SMP Santo Augustinus Ketapang. Hal ini dinotariskan oleh Sigit Suseno, SH.

Mulai tahun pelajaran 2001/2002 SMP Usaba 2 beralih nama menjadi SMP Pelayanan Kasih St. Augustinus Ketapang. Hal ini sesuai surat persetujuan Dinas Pendidikan Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat dengan surat bernomor 421/643.12.C7 yang ditandatangani oleh Drs. Salekan Marli, Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat dan sebagai Kepala Sekolah adalah Sr. Monica, OSA pertama kali di SMP St. Augustinus Ketapang.

Sejak 1 Agustus 2002 Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Sr. Marietta, OSA dan sejak Juli 2006 diganti oleh Sr. Immaculata, OSA, S.Pd. Kemudian sejak tanggal 1 September 2008 hingga kini (2015) yang menjadi kepala Sekolah adalah Sr. Frederika, OSA, S.Pd, M.Pd.  


                    Sr. Frederika, OSA, S.Pd, M.Pd, Kepala SMP Santo Augustinus Ketapang

REKOLEKSI SEKOLAH

Untuk membekali siswa kelas IX dalam menghadapi ujian dan juga nanti akan terjun ke masyarakat, maka salah satu program sekolah adalah dengan mengadakan rekoleksi, dimana kegiatan ini dilaksanakan setiap menjelang ujian sekolah dan ujian nasional pada semua siswa kelas IX. Kegiatan ini dilaksanakan di luar kota selama 3 hari yang dimulai dari tahun 1995 sampai sekarang. Untuk kegiatan ini semua siswa kelas IX wajib ikut dan mereka didampingi oleh dewan guru beserta satu orang pastor sebagai pembimbing rohani. Kegiatan rekoleksi (kemping rohani)  selama ini dilaksanakan di dusun Manjau, desa Laman Satong. Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama rekoleksi meliputi : bimbingan rohani yang dilakanakan di gua Maria baik siang maupun malam, lintas alam yaitu jalan bersama melintasi sungai dan pegunungan yang medannya sangat menantang, pentas seni yang merupakan malam kesenian dimana para siswa menunjukan kebolehannya dalam hal tari, drama, menyanyi, music dll yang melibatkan masyarakat dimana rekoleksi diadakan, sosialisasi dengan masyarakat, pertandingan persahabatan dengan masyarakat dan belajar mengamati alam.

Bimbingan rohani saat rekoleksi di  dusun Manjau, desa Laman Satong (90 km dari kota Ketapang)

Pencinta Alam SMP Santo Augustinus (PASStA)

Satu-satunya sekolah tingkat pertama (SMP) yang aktif mengikuti kegiatan siswa pencinta alam di Kabupaten Ketapang ialah SMP Santo Augustinus. Kegiatan PASStA (Pencinta Alam Siswa SMP Santo Augustinus) dilaksanakan setiap satu tahun sekali bekerja sama dengan Yayasan Gunung Palung. SMP Santo Augustinus telah melaksanakan kegiatan dialam terbuka di Gunung Palung sebanyak 5 kali, selebihnya dilaksanakan di Bentangor (Sukadana) dan Hutan Kota. Adapun kegiatan yang dilakukan selama dihutan adalah pendakian gunung, meneliti flora dan fauna, ujian mental terutama dilakukan saat pelantikan anggota PASStA yang baru. Dewan guru yang ikut hanya memantau kegiatan siswa saja, sementara untuk pembimbing/fasilitator semuanya ditangani petugas dari Yayasan Gunung Palung.

Hiking, bersahabat dengan alam

EKSTRA KURIKULER PRAMUKA.

Pangkalan Pramuka yang bernama Gugus Depan 01009 – 01010 Adi Sucipto – R.A Kartini ini memang menjadi andalan kegiatan ekstra sekolah yang banyak meraih prestasi, dimana setiap mengikuti perlombaan hampir selalu mendapat juara, terakhir keluar sebagai juara umum pada lomba Pramuka dalam rangka HUT dan KKP Gugus Depan 01030 – 01040 Rahadi Usman – Herlina tahun 2013. Selain itu Gudep 01009 – 01010

SMP Santo Augustinus juga pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan Pramuka ditingkat provinsi dan nasional. Adapaun kegiatan yang diikuti ialah Jambore Nasional di Palembang tahun 2011, Kemah Regional Budaya se- Kalimantan di Palangkaraya tahun 2012 serta mengikuti Karang Pamitran Nasional  di Jakarta tahun 2013.

Para Siswa Peserta Lomba Pramuka dengan Piala Besar setelah 3 kali Juara umum berturut-turut.

Pada Tahun Pelajaran 2014/2015 kembali SMP Santo Augustinus meraih prestasi dalam bidang pramuka. Dalam rangka kegiatan Kelompok Kemah Penggalang (KKP) dan HUT SMP Negeri 3 Ketapang, yang bertempat di SMP Negeri 3 Ketapang, kembali SMP Santo Augustinus memperoleh juara umum. Karena sudah tiga kali berturut-turut memperoleh juara umum, maka piala bergilir itu menjadi piala tetap milik SMP Santo Augustinus.

OSIS SMP Santo Augustinus (OSStA)

OSIS SMP Santo Augustinus Ketapang diberi nama OSStA (Organisasi Siswa SMP Santo Augustinus), dan merupakan organisasi resmi di sekolah yang berpatokan pada pedoman-pedoman OSIS.

                                Serah Terima Pengurus OSStA Tahun Pelajaran 2013/2014 
                                ke Pengurus OSSta Tahun Pelajaran 2014/2015

Kepengurusan OSStA akan selalu didampingi oleh seorang guru Pendamping OSIS, dan beberapa guru bidang studi sesuai dengan bidang masing-masing. Para pengurus diberi beberapa kewenangan yang bersifat melatih ketrampilan mereka agar memiliki kemampuan profesional. Pergantian pengurus OSStA dilakukan setahun sekali ditandai dengan Pekan Pemilihan Umum Ketua OSStA yang diadakan pada minggu terakhir bulan Agustus.

Susunan kepengurusan OSStA Ketapang adalah terdiri dari Majelis Perwakilan Kelas (MPK) yang terdiri dari para siswa perwakilan tiap kelas, dan Pengurus Harian yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, serta 9 (sembilan) Bidang yang memiliki tugas-tugas sesuai dengan aktivitas para siswa SMP Santo Augustinus Ketapang. (wahyudi/Edisi 3 Juli-Agustus 2015)







B i n t a n g :


Sang Juara Olimpiade Sains
Mewakili Kalbar Ke Tingkat Nasional




Nama lengkapnya Austin Alfred Hill. Biasa dipanggil Austin.  Siswa yang saat ini duduk di kelas IX SMP Santo Augustinus ini pada tanggal 17 – 23 Mei 2015 lalu mewakil Kalbar mengikuti Lomba Olimpiade Sains tingkat nasional bidang IPS yang akan di selenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah. Keikutsertaannya dalam lomba Sains tingkat nasional ini ia peroleh menyusul prestasinya sebagai Juara I Lomba Sains tingkat provinsi Kalbar pada bulan April yang lalu. Sebelum dikirim ke tingkat provinsi, ia juga telah mengukir prestasi sebagai Juara I di tingkat Kabupaten. Berikut ini penuturan Austin, yang lahir di Ketapang pada 2 September 2001 tersebut.

“Pada awalnya saya mengikuti Lomba Olimpiade Sains ini hanya sekedear iseng-iseng saja (tidak ada bayangan untuk menang), namun berkat dorongan dari orang tua dan para guru ternayata hal tersebut membuahkan hasil Akhirnya saya sadar ternyata saya memiliki kemampuan. Karena juara di tingkat kabupaten, maka saya ditunjuk untuk mewakili Kabupaten Ketapang  mengikuti lomba tingkat provinsi yang di selenggarakan di Pontianak,” ujar Austin.

Dengan ditunjuknya Austin untuk mewakili kabupaten, membuat semangatnya menjadi bertambah, sehingga dirinya lebih giat lagi untuk belajar. Ketika mengikuti lomba di Pontianak,  Austin hampir kehilangan rasa kepercayaan diri. Hal ini dikarenakan melihat para peserta lainnya tampak lebih pintar.  Namun hal ini tidak membuat dirinya menjadi ciut, justru berusaha lebih keras lagi dengan menargetkan masuk dalam 3 besar.


Ketika pada waktu pelaksanaan, soal-soal yang muncul di luar dugaan saya  karena soal yang muncul tidak seperti pada soal-soal ulangan seperti biasanya. Namun demikian, tidak membuat saya gugup. Saya justru merasa sangat tenang ketika mengerjakan soal-soal yang dilombakan. Saya yakin ini berkat doa, termasuk doa dari ibu saya. Karena ibu saya berjanji akan mendoakan saya ketika pelaksanaan lomba di Pontianak tersebut.

“Karena sebelumnya sudah dipesan Panitia untuk memonitor pengumuman lewat internet, maka tanggl 28 April 2015 saya membuka website yang diberikan oleh Panitia. Betapa terkejutnya saya ketika nama saya tercantum di sana untuk mewakili Provinsi Kalbar mengikuti Lomba Sains tingkat Nasional yang akan diadakan di Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 17-23 Mei nanti. Ketika membaca nama saya tercantum di pengumuman itu, saking gembiranya saya langsung membangunkan orang tua saya yang saat itu masih tidur lelap, maklum waktu itu masih subuh,” kenang Austin dengan rasa bangga.

Sebagai tindak lanjut, pihak sekolah pun meminta guru pendamping yakni Bapak Adi Haryono, S.Pd.Ekop untuk membimbingnya mempersiapkan diri mengikuti lomba tingkat nasional. Oleh Pak Adi  diberi soal-soal latihan dan dimintanya untuk belajar lebih giat lagi. Austin pun menyadari pada lomba tingkat nasional soalnya akan lebih sulit lagi dan para pesertanya jauh lebih pintar dari saya. Namun dia yakin, kalau kita berusaha tidak ada suatu yang mustahil. (wahyudi/Edisi 3 Juli-Agustus 2015)



Galeri :

Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD   Kecamatan Muara Pawan Tahun 2015






Kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) merupakan kegiatan pertandingan yang sudah dikenal dan salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan oleh sekolah. Kegiatan ini merupakan suatu wahana bagi siswa untuk mengimplementasikan hasil kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kesehatan jasmani dan daya kreativitas.

Bertempat di SDN 11 Muara Pawan Desa Sukamaju tanggal 8 hingga 11 April 2015 telah berlangsung kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD  Kecamatan Muara Pawan. Kegiatan ini sendiri diikuti oleh 12 SD yang ada di Kecamatan Muara Pawan.


Saat ditemui, Ketua Panitia O2SN, Junaidi, S.Pd memaparkan, bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah pertama, sebagai ajang mencari bakat dan prestasi bagi peserta didik. Kedua, sebagai ajang silaturrahmi untuk mempererat rasa persaudaraan. Dan ketiga, menumbuhkan semangat juang bagi peserta didik sehingga menjadi insan yang tangguh, dan berkepribadian yang baik.

“Sedangkan dasar pelaksanaan kegiatan O2SN ini sendiri adalah hasil musyawarah Kepala Sekolah dan koordinasi dengan Kepala UPK Muara Pawan, dan pembentukan Panitia O2SN tahun 2015 di SDN 11 Muara Pawan,” tambah Junaidi yang juga merupakan Kepala SDN 11 Muara Pawan.


Kegiatan O2SN kali ini diikuti 197 atlet dengan mempertandingkan 7 Cabang Olahraga, antara lain; Sepak Bola Mini (Putra), Bola Volley (Putra/Putri), Bulu Tangkis Single (Putra/Putri), Tenis Meja (Putra/Putri), Sepak Takraw (Putra), Atletik (Putra), da Catur (Putra/Putri).

“Kami selaku Panitia O2SN sangat berharap kepada Official/Guru Pembimbing, tolong beri masukan, saran, bahkan kritik yang sifatnya membangun, jangan sebaliknya malah mencari-cari kesalahan dan kekurangan. Untuk peserta/atlet, bertandinglah dengan sportifitas yang tinggi, ikuti dan junjung tinggi tata tertib yang diberlakukan oleh panitia agar kegiatan ini berjalan dengan aman, tertib, lancar, serta sukses,” harap Junaidi.


Berikut ini adalah hasil akhir lomba OS2N beserta juara;  1/Atletik Kid Putra: (I) R.Man Hakim-SDN 08, (II) Ari Kurniawan-SDN, (III) Gunawan- SDN 12, 2/ Atletik Kid Putri: (I) Hesy Nurhayani-SDN 03, (II) Fiona. N-SDN 08, (III) Welita-SDN 10, 3/ Catur Putra: I) Perdi Maulana-SDN 03, (II) Gunawan- SDN 02, (III) Andrian-SDN 13, 4/ Catur Putri: (I) Winda Riswari-SDN 10, (II) Yulia Safitri-SDN 08, (III) Resti Fitriani-SDN 01, 5/ Tenis Meja Putra: (I) Dedy Januardi-SDN 08, (II) Tedy Kurniawan-SDN 03, (III) Denil Firnanda-SDN 02, 6/ Tenis Meja Putri: (I) Wulandari-SDN 02, (II) Utin Ramadita-SDN 11, (III) Devi Aulia Putri Bahri-SDN 01, 7/ Badminton Putra: (I) Irpan-SDN 13, (II) Eky Saputra-SDN 07, (III) Heri Wijaya-SDN 01, 8/ Badminton Putri: (I) Elsa Fitriani-SDN 01, (II) Herlidawati-SDN 03, (III) Emelda-SDN 07, 9/ Voli Putra: (I) SDN 11, (II) SDN 13, (III) SDN 02, 10/ Voli Putri: (I) SDN 06, (II) SDN 07, (III) SDN 08, 11/ Sepak Takraw: (I) SDN 08, (II) SDN 10, (III) SDN 13, 12/ Sepakbola: (I) SDN 06, (II) SDN 03, (III) SDN 07. Keluar sebagai Juara Umum O2SN Tingkat Kecamatan Muara Pawan adalah SDN 08 Muara Pawan. (din/Edisi 2 April 2015)



S o s o k :

Effendi, Putra Daerah Yang Terpacu Untuk Memajukan Pendidikan di Ketapang






Para pembaca pasti sudah tak asing lagi dengan SMPN 3.  Salah satu sekolah favorit yang ternama di Ketapang, letaknya di seputaran Jalan Gatot Subroto. Sekolah yang terkenal  dengan segudang prestasi. Tentunya semua prestasi itu tak luput dari peran Kepala Sekolah sebagai nakhoda pengambil kebijakan dan yang megelola sekolah.
Pada Edisi Perdana ini, Dialog akan mengetengahkan sosok di balik suksesnya SMPN 3 Ketapang, Effendi, S.Pd, S.AP, M.M.Pd. Saya diterima dengan ramah di ruang kerjanya. Dan kita akan mendengar bagaimana perjalanan hidup beliau.

Effendi berasal dari keluarga sederhana, anak seorang petani, lahir di Kampung Sampit 52 tahun silam. Merupakan anak ke sembilan dari sepuluh bersaudara, dari pasangan (Alm) M. Said dan (Alm) Aminah.

                                               Effendi, S.Pd, S.AP, M.M.Pd

“Saya menyelesaikan SD tahun 1977, SMP tahun 1983, kemudian melanjutkan ke SPG, tamat tahun 1986. Untuk biaya sekolah, saya beternak ayam sejak SD. Saat di SMP pernah putus sekolah selama dua tahun, karena faktor ekonomi. Untuk bisa melanjutkan sekolah kembali, saya bekerja membantu orangtua mencari pasir di sungai, dengan cara menyelam. Pasir kami naikkan, dan bawa pakai sampan untuk dijual. Jualnya juga berkeliling dengan sampan,” kenang suami dari Neng Sumarni, guru SDN 1 Benua Kayong.

Cita-cita untuk menjadi pendidik sendiri sudah ada dalam diri Effendi sejak di bangku SMP, ia ingin memajukan pendidikan, khususnya di Ketapang. Perjalanan karirnya sebagai pendidik dimulai dari tahun 1985 s/d 1986 mengajar untuk pertama kalinya di SMPN 2 Ketapang, tahun 1986 s/d 1987 di SMPN 4 Ketapang, 1988 s/d 1990 di SMP  IBM Pontianak, tahun 1988 s/d 1990 di SMPN 5 Pontianak, tahun 1990 s/d 2000 di SMPN 1 Sungai Laur. Karir sebagai Kepala Sekolah berawal dari tahun 2000 s/d 2003 di SMPN 2 Nanga Tayap, kemudian tahun 2003 s/d 2007 di SMPN 1 Nanga Tayap, dan akhirnya mengemban amanah tahun 2007 hingga sekarang di SMPN 3 Ketapang.



“Perjalanan karir tersebut banyak suka dukanya juga. Terutama ketika mengajar di daerah hulu. Tahun-tahun tersebut kondisi jalan dan sarana transportasi di sana belumlah sebaik sekarang. Kadang setahun sekali baru pulang ke Ketapang, itupun untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri saja, “ lanjut ayah dari tiga putri dan satu putra ini.

Dari sentuhan tangan dingin Effendi prestasi demi prestasi diraih oleh SMPN 3 Ketapang. Telah banyak penghargaan yang didapat, mulai dari mengharumkan nama daerah, provinsi, maupun nama bangsa. Prestasinya bukan saja di kancah nasional, bahkan internasional. Penghargaan yang pernah didapat, antara lain; Juara 1 Lomba Sekolah Sehat se- Kab. Ketapang Tahun 2007, Penghargaan Adiwiyata Tk. SMP Kab. Ketapang Tahun 2007, Peringkat ke-8 Lomba Sekolah Sehat se-Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2007, Adiwiyata Terbaik Tk. SMP se- Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008, Calon Adiwiyata Terbaik Tk. SMP se- Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009, Calon Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional Tahun 2009, Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional SMP Tahap 1 Tahun 2010, Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional SMP Tahap  2 Tahun 2011, Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri Tk. Nasional Tahun 2012, Sekolah Adiwiyata Mandiri Tk. Nasional Tahun 2013, Juara 1 Perustakaan Sekolah Tk. SMP/MTs se-Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013, Lomba tata kelola Dana BOS Terbaik Tk. SMP se-Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014, Nominasi terbaik lomba tata kelola Dana BOS Terbaik SMP Tk. Nasional Tahun 2014, Calon ASEAN Eco School Terbaik Tahun 2015, yang akan dilaksanakan di Yangoon, Myanmar.



“Semua keberhasilan tersebut bukan peran saya semata, ini juga karena andil Allah SWT, dukungan serta doa istri,serta anak-anak. Dan yang tak kalah pentingnya juga dukungan dari rekan-rekan guru SMPN 3, seluruh siswa, Komite Sekolah, dan masyarakat, dalam hal ini orangtua siswa. Tanpa dukungan mereka semua, saya bukanlah apa-apa.” ujar Effendi merendah.

Saat Dialog bertanya mengenai kiat-kiat untuk memajukan sekolah hingga mencapai keberhasilan, pria yang juga Ketua Ikatan Alumni Universitas Terbuka ini menjawab, “Selaku putra daerah, saya terpacu untuk bisa memajukan pendidikan di Ketapang. Prinsip saya, orang lain bisa mengapa saya tidak bisa. Untuk itulah saya bertekad, dan bekerja keras agar sekolah bisa mempunyai prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Saat ini saya memenej 1.063 siswa, dan 69 guru + tenaga perpustakaan. Yang selalu saya tekankan pada mereka adalah kedisiplinan, kemudian membudayakan sekolah untuk selalu ramah, ketekunan dan rasa tanggungjawab, menciptakan suasana harmonis di antara siswa dan guru, serta masyarakat luar. Ya, seperti itulah kiat saya.“



Iapun sebagai Kepala Sekolah sepenuhnya mendukung kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah ini. Mulai dari olahraga, Palang Merah Remaja, pramuka, Polisi Keamanan Sekolah, seni, drumband, dan teruma masalah IMTAQ. Di SMPN3 untuk IMTAQ, siswa muslim diwajibkan sholat Dzuhur berjamaah di hari biasa, sholat Jum’at berjamaah, di mesjid lingkungan sekolah. Pulang sekolah pun diharuskan bersama-sama, tidak ada yang boleh pulang duluan.

Tekad dan kerja keras ayah dari Putri Maulidia ini berbuah hasil beberapa penghargaan dan tanda jasa bagi dirinya, antara lain; Guru Teladan Tingkat SMP dari Bupati Kab. Ketapang Tahun 1999, Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden RI Tahun 2001, Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat SMP dari Dinas Pendidikan Kab. Ketapang Tahun 2007, Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat SMP dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2007, Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden RI Tahun 2011, dan Lencana Melati dari Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2014.


Di akhir perbincangan, Effendi menyampaikan beberapa pesan serta harapan, “Sebagai catatan saja, bagi anak yang tidak mampu kami juga usahakan untuk bisa bersekolah di sini. Kepada para orang tua, agar mengupayakan anak-anaknya meneruskan sekolah ke jenjang berikutnya. Untuk seluruh masyarakat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan tentunya Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang, kami mohon doa restu serta dukungannya agar SMPN 3 berhasil dalam ajang Calon ASEAN Eco School Terbaik Tahun 2015, yang akan dilaksanakan di Yangoon, Myanmar.” (wahyudi/Edisi 1 Maret 2015)
S o s o k :

V. Titik Rohayati, Wanita Tetaplah Wanita Dengan Segala Kemampuan Dan Kewajibannya



Buat bangsa Indonesia bulan April identik dengan Hari Kartini. Setiap memasuki bulan ini, kita akan teringat dengan Raden Adjeng Kartini. Kehidupan kaum perempuan yang tertindas pada masa itu mendorong R.A. Kartini untuk melakukan perubahan. Pikirannya terbuka setelah dia banyak berkorespondensi dengan para sahabat wanitanya yang berasal dari Eropa. Salah satu sahabat yang paling mendukung perjuangannya adalah Rosa Abendanon.

Pada edisi April ini, Majalah Dialog menampilkan seorang ibu rumah tangga, berprofesi sebagai guru, dan juga pendamping suami yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian  dan Peternakan Kabupaten Ketapang. Dia adalah Dra. Valentina Titik Rohayati, wanita kelahiran Lampung, 1 Februari 1969. Berkaitan dengan Hari Kartini, kami akan memperbincangkan seputar Kartini dan emansipasi wanita di zaman globalisasi ini.


Saat ditemui  di sela-sela kesibukannya sebagai pengajar di SMA PL Santo Yohanes, beliau berkisah kilas balik tentang RA Kartini, “Ibu Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara 21 April 1879 yang kemudian meninggal di Rembang 17 September 1904. Sebelum Raden Ajeng Kartini ada, derajat kaum wanita direndahkan dibanding kaum laki-laki. Pada zamannya wanita dilarang menuntut ilmu, tidak boleh bekerja apalagi menjadi pemimpin . Raden Ajeng Kartini adalah seorang pahlawan wanita yang memperjungkan hak asasi bagi para wanita. Beliau telah membawa perubahan bagi kaum wanita di Indonesia. Raden Ajeng Kartini memperjuangkan persamaan hak dan kewajiban antara wanita dengan pria dan atas perjuangannya tersebut kaum wanita Indonesia saat ini dapat meraih kebebasan dan memiliki hak serta derajatnya dengan kaum pria.”



Nama ibu Kartini sudah tidak asing lagi, bahkan dalam kehidupan sekarang ini telah terpatri suatu sikap,  khususnya sikap para ibu, sikap para remaja putri yang mencerminkan cita-cita luhur Ibu Kartini . Sebagai wanita yang tentunya  tidak dapat meninggalkan kodratnya sebagai perempuan. Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pendobrak adat pingitan, sebagai tokoh emansipasi wanita dan sebagai tonggak kesetaraan gender serta sebagai pelopor kebangkitan wanita Indonesia. Kepeloporannya wajib kita apresiasi dan aktualisasikan. Ibu Kartini adalah juga model perempuan yang mendobrak kebekuan tradisi dan peradaban.

Lebih lanjut ibu tiga anak ini menambahkan, bahwa tradisi dipandang sebagai sesuatu yang tidak wajar lagi melainkan sebagai hambatan menuju kepada kemajuan. Lambat laun kesadaranpun tumbuh untuk mencapai kemajuan yang memerlukan liberalisme dari belenggu adat istiadat kuno. Pikiran-pikirannya jauh melampaui zamannya. Buah pikirannya menjadi pembaharu zaman patrialisme dan penindasan perempuan. Ibu Kartini telah menjadi inspirasi tidak hanya bagi kaum perempuan namun juga bagi bangsa Indonesia karena lewat beberapa suratnya yang di kenal dengan “ Habis Gelap Terbitlah Terang “. Ibu Kartini tidak hanya sebagai seorang Srikandi Indonesia yang menentang adat istiadat di zamannya tetapi juga senantiasa menentang kolonialisme yang dilancarkan oleh rezim imperialisme dan kolonialisme Belanda.

“Persepsi Ibu Kartini tidak hanya dalam perbedaan tingkat maupun kehidupan pribumi dengan Belanda dan Eropa saja melainkan juga mengenai keterbelakangan kolotnya kehidupan tradisional masyarakat pada saat itu. Ibu Kartini mulai sadar akan perbedaan kualitas hidup antara gaya Barat yang serba bebas dengan pola kehidupan tradisional yang penuh dengan keterikatan,” kata lulusan S1 Matematika STKIP Lampung.


Tulisan Raden Ajeng Kartini “ Habis Gelap Terbitlah Terang “ justru mempertanyakan, mempersoalkan dan menyangsikan segala sesuatu yang berasal dari tradisi. Kesempatan bersekolah dan bergaul dengan anak-anak Belanda membuka mata dan membangkitkan kesadarannya akan dunia luar serta nilai-nilai dan gaya hidupnya yang berbeda dari apa yang dihayatinya. Maka timbulah kejutan kebudayaan baginya, yaitu kesadaran akan situasi yang serba terbelakang dari kedudukan rendah wanita.

”Raden Ajeng Kartini telah tiada, rohnya telah bersemayam di alam keabadian. Meski demikian, akan terus dikenal sebagai sosok perempuan pejuang yang tak henti-hentinya membuka mata kaumnya dari ketertindasan dan keterbelakangan. Nilai-nilai kesetaraan menjadi mainstream dan basis perjuangannya. Ibu Kartini tidak segan-segan menggugat ketidakadilan di tengah kultur feodalistik. Derajat aristokrat dan kebangsawanan yang mengalir didalam tubuhnya rela beliau “gadaikan” demi mengangkat harkat dan martabat serta kehormatan kaumnya ditengah-tengah hegemoni kekuasaan kaum lelaki,” ujar Titik.

Tidaklah terlalu berlebihan kiranya apabila wanita saat ini telah dapat berbicara sejajar dengan kaum pria. Karena secara normatif sudah tidak ada lagi larangan bagi kaum wanita untuk memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya. Sebuah kesepakatan yang sama diberikan untuk kaum pria. Tetapi tidak semua hal wanita dapat disejajarkan dengan kaum pria. Karena perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya, yang berubah adalah wanita harus mendapatkan pendidikan dan perlakuan yang lebih baik, wanita harus sehat jasmani dan rohani serta berbudi pekerti luhur. Yang beliau hargai adalah semangat untuk mewarisi ideologi dan gerakan beliau sekaligus menjadikan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan sebagai musuh utama.

Sayangnya masih banyak wanita Indonesia yang menafsirkan emansipasi wanita yang dulu diperjuangkan oleh R.A. Kartini secara keliru. Kebebasan dan persamaan hak sering disalahartikan. Sebagian wanita yang sudah berumah tangga justru mengabaikan  kodratnya sendiri, karena terjebak dengan pekerjaan dan karir sehingga melupakan perannya sebagai ibu bagi anak-anaknya dan sebagai istri dari suaminya.

“Kalau kita menyimak sejarah R.A. Kartini, tentu maksud persamaan hak yang dituntutnya bukan tanpa batas. Artinya, harus ada ruang bagi wanita untuk melakukan perannya sebagai istri dari suaminya dan ibu dari anak-anaknya, tidak semata-mata mementingkan pekerjaan dan karirnya sendiri. Disadari atau tidak, adanya kebebasan kaum wanita yang beraktivitas diluar rumah, terutama bagi wanita yang sudah berumah tangga, jika tidak disikapi secara  bijaksana  bisa melupakan perannya dalam mendidik anak.” 


Ibu Kartini mungkin akan tersenyum melihat kaum perempuan Indonesia telah banyak yang mengenyam pendidikan serta telah banyak yang meraih prestasi di berbagai bidang. Gerakan emansipasi wanita tidak terlepas dari peran Raden Ajeng Kartini. Dari kehidupan Raden Ajeng Kartini kita dapat meneladani 3 (tiga) poin utama, yaitu : 1/kreatifitas, karena pada zamannya seorang muda pribumi hanya segelintir yang menulis, namun Ibu Kartini menulis surat yang ditujukan kepada teman-temannya berbeda benua, 2/kepedulian, karena pemikiran Kartini yang sangat kritis akan tradisi yang terlalu mengekang kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan kaum pria, 3/keuletan belajar, ibu Kartini mampu menguasai Bahasa Belanda dan Bahasa Perancis. Semoga dalam peringatan hari Kartini dapat membuka hati dan pikiran kita untuk menjadi wanita-wanita yang selalu menjadi pelopor kebaikan di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita.(wahyudi/Edisi 2 April 2015)